BISNIS PLAN (LIMBAH GERABAH MENJADI BATU BATA)
BUSINESS
PLAN
“LIMBAH
GERABAH MENJADI BATU BATA”
PT
JAYA SENTOSA
I.
Introduction
A.
Nama dan Alamat Usaha
Nama
: PT Jaya Sentosa
Alamat
Usaha : Jl. Raya Panongan Kec. Sedong Kab. Cirebon
B.
Nama dan Alamat Pemilik Usaha
Nama
: Idham Kuswanto
Alamat
: Jl. Raya Panongan Kec. Sedong Kab. Cirebon
C.
Jenis Usaha
PT
Jaya Sentosa mengembangkan usaha pengolahan limbah ataupun sisa gerabah yang
telah pecah dan tidak terpakai dalam usaha pembuatan gerabah di daerah Cirebon.
Sisa gerabah ini akan diolah oleh menjadi salah satu material bangunan yaitu
batu bata.
D.
Sumber Modal
PT
Jaya Sentosa membutuhkan modal usaha sebesar Rp118,085,900.00 yang kurang lebih
83% akan dipenuhi dengan peranan investor dalam usaha ini.
II.
Executive Summary
Banyaknya
peristiwa gempa bumi mendorong PT Jaya Sentosa untuk mengembangkan bisnis ini,
beberapa teknologi dikembangkan untuk membenahi konstruksi bangunan ataupun
pengembangan bahan-bahan material yang berasal dari sisa-sisa puing rumah dan
bahan-bahan lainnya. Dengan mengacu pada hasil riset yang telah dikembangkan
oleh para ahli bangunan dan telah melalui tahap uji laboratorium, PT Jaya
Sentosa mengkonsentrasikan diri untuk berusaha mengolah limbah buangan produksi
keramik (gerabah) di daerah cirebon.
Daerah
ini setiap harinya menghasilkan sisa buangan lempung gerabahnya dengan jumlah
yang cukup besar. Limbah ini sebagian besar dibuang ke Sungai sehingga pada
saat ini terjadi pendangkalan dan jika hal ini terus dibiarkan akan berbahaya
bagi pemukiman penduduk yang berada di sekitar sungai ini. Oleh karena itu,
kami berusaha memanfaatkan peluang usaha ini. Selain bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan, perusahaan kami juga bertujuan untuk membatasi para
pengrajin yang membuang sisa gerabahnya ke sungai agar tidak terjadi bahaya
kerusakan lingkungan yang membahayakan masyarakat sekitar dalam jangka panjang.
Perusahaan
ini adalah perusahaan pertama yang memanfaatkan limbah gerabah sebagai bahan
baku pembuatan batu bata. Untuk prospek kedepannya, perusahaan ini akan memperbanyak
jenis produk yang akan dijual seperti genteng, bis beton, dll dimana bahan
bakunya diambil dari limbah sisa industri yang akan kami kelola secara ramah
lingkungan.
Perusahaan
ini akan meyewa lahan sebagai tempat produksi serta tempat transaksi di Jl.
Raya Panongan Kec. Sedong Kab. Cirebon
Modal
yang dibutuhkan untuk mendirikan perusahaan ini kurang lebih sebesar
Rp118,085,900.00 dimana sebagian besar akan dipenuhi melalui investor.
PT
Jaya Sentosa dikelola oleh empat tim manajemen yang akan bertanggung jawab atas
kelangsungan seluruh aktivitas perusahaan serta melibatkan sekitar 20 orang
untuk terjun langsung pada proses pengumpulan bahan baku, produksi, pemasaran
serta distribusi.
Strategi
pemasaran yang diterapkan pada PT Jaya Sentosa ini adalah dengan metode
personal selling den direct selling. Dengan kedua metoda tersebut diharapkan
pelanggan lebih mengenal produk yang kami tawarkan serta dapat memberikan
penjelasan mengenai mutu dan kualitas barang yang kami tawarkan. Selain itu
terdapat strategi promosi dimana akan diberikan discount sebesar 10% jika
pelanggan memesan batu bata dengan jumlah melebihi 4000 buah batu bata.
PT
Jaya Sentosa akan menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan pelayanan
yang baik. Salah satunya adalah pengiriman yang tepat waktu dan meminimalisir
cacat ataupun terpecahnya batu bata.
Perusahaan
ini akan selalu kembali pada visi dan misinya dalam melakukan pengembangan
produk-produknya. PT Jaya Sentosa akan selalu berorientasi kepada lingkungan
saat memproduksi lini produk yang baru.
III.
Industry Analysis
A.
Prospek & Trend Masa Depan
Dengan
adanya peristiwa gempa bumi yang menghancurkan sebagian besar rumah di kawasan
Bantul, masyarakat mulai jeli untuk memilih bahan bangunannya yang bertujuan
agar kelak rumah yang dibangun tidaklah hancur kembali jika suatu saat terjadi
bencana alam yang sama. Oleh karena itu, dengan dikembangkannya batu bata yang
berkualitas lebih baik serta lebih kuat ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pasar akan bahan bangunan yang kokoh dan kuat.
Untuk
beberapa tahun kedepan, kami melihat bahwa masyarakat masih akan peduli dengan
kekokohan rumah yang dibangunnya. Terutama bagi orang-orang kelas menengah
keatas yang memang menginginkan kepuasan total pada bangunannya.Oleh karena itu
produk ini berpotensi untuk tetap di produksi karena kebutuhan akan batu bata
akan tetap muncul seiring semakin banyaknya rumah-rumah hunian serta
gedung-gedung baru yang akan didirikan.
B.
Analisa Kompetitor
Perusahaan
pengolahan limbah gerabah menjadi batu bata ini merupakan yang pertama dan
belum ada pesaing yang menggunakan bahan baku dan teknik yang sama seperti yang
perusahaan kami kembangkan.
Namun
disisi lain,banyak pengusaha yang telah terlebih dahulu memproduksi batu bata
biasa yang berasal dari tanah liat dan dengan teknik yang biasa pula.
C.
Segmentasi Pasar
Target
pasar yang kami bidik untuk pemasaran produk perusahaan kami adalah pelanggan
individual dengan golongan pendapatan menengah keatas serta pelanggan yang
memiliki usaha penjualan bahan material dengan supply besar.
IV.
Description of Venture
A.
Produk
Produk
yang dihasilkan berupa batu bata olahan yang terbuat dari sisa pembuatan
gerabah yang tidak terpakai. Menurut riset yang telah dilakukan oleh tenaga
ahli sebelumnya, batu bata olahan dari sisa gerabah ini berkualitas setingkat
lebih baik, lebih kuat & tahan lama.
Dalam
beberapa waktu kedepan, dimungkinkan perusahaan ini dapat memproduksi genteng
dengan bahan dasar yang sama.
B.
Ukuran Bisnis
Dari
segi banyaknya pekerja, usaha ini termasuk usaha kecil karena hanya melibatkan
sekitar 25 pekerja bayaran dan 4 tim manajemen. Sedangkan jika dipandang dari
besarnya modal yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan usaha ini, PT Jaya Sentosa
merupakan perusahaan berskala besar karena Membutuhkan modal lebih dari Rp
100.000.000,-.
C.
Latar belakang Enterpreneur
Nama
: Idham Kuswanto (117130149)
Mahasiswa
S1 Fakultas Teknik Universitas Sawadaya Gunung Jati
D.
Visi & Misi
Visi
: ‘Mengembangkan industri pengolahan barang dengan ide kreatif yang
berorientasi pada lingkungan’.
Misi
:
Mengembangkan
dan memproduksi barang industri yang ramah lingkungan.
Memberdayakan
limbah ataupun sisa industri sebagai bahan baku industri.
V.
Production Plan
A.
Proses Produksi
Pembuatan
batu bata dari sisa gerabah ini memerlukan beberapa pentahapan yang harus
dikerjakan dengan cermat. Beberapa tahapan pembuatan tersebut antara lain :
I.
Pengumpulan sisa gerabah dari tiap-tiap home industri gerabah di kasongan, baik
pengusaha kecil maupun pengusaha besar.
II.
Pengangkutan dan penge-pool-an sisa gerabah pada satu lokasi.
III.
Proses pengolahan
Penjemuran
sisa gerabah yang masih basah (bila perlu)
Penggilingan
sisa gerabah yang masih berwujud potongan potongan besar dan kasar hingga
menjadi serbuk halus
Pengadukan
dan pencampuran bubuk halus sisa gerabah dengan semen serta air dengan
perbandingan bubuk gerabah dan semen sebesar 8 : 1
Pencetakan
campuran menjadi bata sesuai ukuran 5cm x 10cm x 22cm
Penjemuran
batu bata dibawah sinar matahari selama beberapa hari
Batu
bata siap jual
IV.
Penyimpanan barang jadi (batu bata)
A.
Peralatan dan Bahan baku yang di perlukan
Peralatan
jumlah cethok 3 buah
truk
1 unit Serok besek 4 buah
pickup
2 unit Cetakan 10 buah
mesin
giling 1 unit Selang 10 meter
molen
2 unit Bahan Baku
komputer
1 unit Sisa gerabah
mesin
kasir 1 unit Semen
Ember
4 buah Air
B.
Nama-nama Suplier Bahan Baku
Supply
sisa gerabah : Pengrajin gerabah di Cirebon
Supply
semen : Toko bahan material ‘Wijaya’
VI.
Operational Plan
A.
Aliran pemesanan produk
VII.
Marketing Plan
A.
Harga
Berdasarkan
perhitungan serta perbandingan harga di pasar, perusahaan ini memasang harga Rp
500,- untuk setiap batu bata dengan asumsi kualitas dan mutu yang lebih baik
dari batu bata biasa yang telah ada di pasar.
B.
Distribusi
Peran
distribusi pada usaha ini terletak pada pengiriman batu bata yang dipesan oleh
pelanggan. Supir yang mengantar pesanan batu bata ini harus stand by setiap
saat pada hari dan jam kerja. Distribusi batu bata ini tidak dikenakan biaya
tambahan jika lokasi pemesan masih berada di dalam kota, jika pemesan berasal
dari luar kota ataupun luar kabupaten dikenakan biaya tambahan sebagai biaya
antar yang di sesuaikan dengan jarak lokasi pemesan.
C.
Promosi
Strategi
promosi penjualan batu bata ini pada awal produk ini dikeluarkan di pasar,
perusahaan kami ini akan memberikan potongan harga sebesar 10% jika melakukan
pembelian dengan jumlah besar (Lebih dari 4000 buah batu bata).
Untuk
strategi pemasarannya sendiri kami menggunakan strategi personal selling &
direct selling dimana kita mendatangi calon mitra dagang kami. Dengan metode
personal selling ini, diharapkan calon customer lebih megerti mengenai produk
yang kami tawarkan ini. Target pemasaran kami adalah toko-toko bahan material
yang cukup besar yang memiliki potensi sebagai customer yang menjadikan
perusahaan kami sebagai salah satu supplier bahan material bangunan.
D.
Perkiraan produk
Pengembangan
produk masih bisa dilakukan dengan bahan dasar yang sama sehingga mampu
menelurkan variasi-variasi produk yang kreatif. Dalam perjalanan bisnis
kedepan, dimungkinkan PT Jaya Sentosa ini dapat mengeluarkan satu lini produk
baru yaitu pembuatan genteng dengan kualitas yang cukup baik pula dengan bahan
dasar sisa gerabah dan sekam yang didapatkan dari sisa pembakaran tungku
pembakaran gerabah (tobong).
E.
Kontrol
Pada
dasarnya kontrol atas usaha ini dilakukan oleh masing2 menajer yang membawahi
langsung anak buahnya. Kontrol spesifik yang harus dilakukan antara lain :
a)
Bahan Baku
Pengurus
bagian pengumpul bahan baku diberikan target minimal untuk dapat mengumpulkan
sisa gerabah sebanyak 1 ton setiap harinya. Jika hasih yang di dapatkan kurang
dari target, maka manajemen akan memotong gaji.
Selain
itu bagian produksi diharapkan memberikan laporan setiap 2 hari sekali untuk
memantau kelancaran supply bahan baku.
b)
Pengiriman
Untuk
menjaga hubungan baik kita dengan pelanggan, maka perusahaan kami mengusahakan
layanan antar yang cepat dan memuaskan. Truk yang digunakan sebagai media
distribusi harus di rawat dan cek secara berkala sehingga meminimalisir
kemungkinan mogok ataupun kerusakan lainnya di jalan. Dan manajemen akan
memastikan bahwa barang telah sampai tujuan.
c)
Uang
Setiap
bulannya, bagian keuangan akan membuat laporan pemasukan dan pengeluaran.
Bagian ini juga akan memantau besaran upah pekerja tiap minggunya berdasarkan
kehadirannya.
d)
Lain-lain
Secara
berkala tim manajemen akan melakukan studi banding serta analisis pasar untuk
memantau pesaing serta perilaku pasar lainnya juga konsultasi dengan konsultan
hukun dan akuntansi. Selain itu tim manajemen akan selalu memperbaharui ide-ide
kreatif untuk dapat memproduksi produk-produk lain yang ramah lingkungan.
VIII.
Organizational Plan
A.
Form of Ownership
Bentuk
kepemilikan perusahaan ini adalah perseroan terbatas dimana pemilik memiliki
bagian-bagian saham dengan besaran tertentu atas perusahaan yang didirikan ini.
B.
Management Team
General
Manajer : Idham Kuswanto
Manajer
Keuangan : Angga Permana Putra
Manajer
Produksi : Muhammad Darmawan
Manajer
Pemasaran & Distribusi : Ryvan Arnanda Putra
IX.
Assesment of Risk
A.
Analisis SWOT
Strength
Kualitas
lebih baik danlebih kuat
Biaya
produksi lebih murah
Ramah
lingkungan
Weaknes
Terlalu
mengandalkan bahan prouksi dari satu wilayah
Jumlah
produksi terbatas karena ketersediaan bahan baku
Opportunity
Batu
bata merupakan material yang akan selalu dibutuhkan saat pembangunan
Bisa
berkembang kepada produksi genteng ataupun bahan bangunan lain
Adanya
aset yang menganggur (truk) bisa di daya gunakan
Threat
Banyaknya
pesaing memperkecil keuntungan
Apabila
sebagian besar pengrajin gerabah berhenti produksi karena suatu alasan tertentu,
maka usaha ini terpaksa dihentikan atau beralih pada produksi yang lain
B.
Contingency Plan
Jika
produksi tersendat dikarenakan alasan tertentu, maka kami akan memakai bahan
baku biasa berupa tanah liat untuk produksi batu bata. Selain itu kami juga
akan menambahkan produksi lain seperti produksi bis beton dan konlok dengan
asumsi kami telah memiliki aset berupa mobil pick up dan molen.
X.
Financial Plan
A.
Proforma Balance Sheet
Asset
Fixed
Asset
harga
jumlah satuan total
truk
Rp40,000,000.00 1 unit Rp40,000,000.00
pickup
Rp8,000,000.00 2 unit Rp16,000,000.00
mesin
giling Rp18,000,000.00 1 unit Rp18,000,000.00
molen
Rp7,000,000.00 2 unit Rp14,000,000.00
komputer
Rp4,000,000.00 1 unit Rp4,000,000.00
mesin
kasir Rp500,000.00 1 unit Rp500,000.00
ember
Rp5,000.00 4 buah Rp20,000.00
cetakan
5 buah Rp200,000.00
selang
air 10 meter Rp30,000.00
cethok
Rp5,000.00 3 buah Rp15,000.00
serok
besek Rp5,000.00 4 buah Rp20,000.00
Ijin
usaha Rp10,000,000.00 Rp10,000,000.00
Total
Fixed Asset Rp102,785,000.00
Current
Asset
harga
jumlah satuan total
semen
Rp40,000.00 195 sak Rp 7,800,000.00
upah
buruh Rp480,000.00 6 orang Rp 2,880,000.00
upah
pengambil bahan baku 1 Rp520,000.00 2 orang Rp 1,040,000.00
upah
pengambil bahan baku 2 Rp480,000.00 2 Orang Rp 960,000.00
distribusi
Rp200,000.00 6 orang Rp 1,200,000.00
konsumsi
pegawai Rp50,000.00 26 hari Rp 1,300,000.00
kasir
Rp250,000.00 1 orang Rp 250,000.00
sewa
lahan Rp10,000,000.00 0.0833 tahun Rp 833,000.00
bahan
bakar - pengambilan bahan baku Rp4,500.00 114.4 liter Rp 514,800.00
bahan
bakar - penggilingan Rp4,500.00 59.8 liter Rp 269,100.00
bahan
bakar - molen Rp4,500.00 52 liter Rp 234,000.00
bahan
bakar - distribusi Rp4,300.00 80 liter Rp 344,000.00
promosi
- bensin Rp4,500.00 2 liter Rp 9,000.00
promosi
- selebaran Rp70.00 100 lembar Rp 7,000.00
Total
Current Asset Rp15,300,900.00
Total
Asset Rp108,085,900.00
Total
Liabilities & Ownner's Equity
Liabilities
0
Owner’s
Equity
-
Modal Idham Rp 5,085,900.00
-
Modal Angga Rp 5,000,000.00
-
Modal Ryvan Rp 5,000,000.00
-
Modal Wawan Rp 5,000,000.00
-
Modal Investor Rp 88,000,000.00
Total
Owner’s equity Rp 108,085,900.00
Total
Liabilities & Ownner's Equity Rp 108,085,900.00
B.
Break Even Analysis
break
even point (Q) = Total Fixed Cost
Sales
price/ unit - Variable cost/ unit
=
Rp102,785,000.00
Rp500.00
- Rp261.55
=
Rp102,785,000.00
Rp238.45
=
431,054.73
=
431,055 buah
Dengan
asumsi bahwa dalam satu hari dapat menghasilkan 2250 buah batu bata (58500 buah
dalam satu bulan-26hari efektif), maka dengan biaya variabel total sebesar Rp
15,300,900.00, maka didapatkan biaya variable per unit sebesar Rp 261.55.
Sehingga dalam setiap unit batu bata memberikan margin kontribusi sebesar
Rp238.45. Sehingga penjualan batu bata ini akan mengalami titik impas pada saat
penjualan mencapai 431,055 unit, yang dapat kita capai dalam kurang lebih 4
bulan dengan asumsi setiap bulam menjual dan memproduksi batu bata sebanyak
58500 unit.
Semoga bermanfaat^_^
Comments
Post a Comment